Awal mula masuk di pondok pesantren alkhoirot sangat asing, karena
sebelumnya hidup dan berinteraksi di keluarga dan masyarakat luas yang bebas
tidak ada peraturanyang mengikat satupun, Namun seiring bertambahnya usia dan
berkembanganya zaman yang mana kemajuan
iptek sangat berkembang pesat. Banyak sekali yang memilih untuk masuk
kesekolahan formal. Di samping itu. Saya yang memiliki saudara. Harus menoleh
kebelakang, karena masih ada saudara yang belum tamat sekolah dasar. Dengan
latar belakang yang sederhana. Mendorong
minat dan dan keinginan saya untuk menambah ilmu dengan masuk ke pondok
pesantren, karena pondok pesantren tidak jauh berbeda dengan pendidikan formal.
Pada tahun 1998 mulialah saya menampakkan kaki di pondok alkhoirot
yang berada di JL.KH. Zuhud Zayyadi No 01. Inilah awal mulanya saya menimba
ilmu di pondok pesantren oleh bawah asuhan bapak KH.Zainal Ali dari madura.
Pengalaman mondok yang masih minin membuat suasana gerak kaku,namun kehidupan
pondok penth dengan kekeluargaan walupun ada peraturan yang harus di patuhi
oleh santri dalam menuntut ilmu di pondok dalam kesehariannya. Suasana pondok
dalam suasan kekeluargaan ditunjukkan ketika melaksanakan solat berjamaah,
makan bersama dengan para santri dipondok, membersihkan halaman. Dan dalam
menimba ilmu yang diberikan dimasjid Al-Madinah Al-Munawarah yang berada
dilokasi pondok pesantren Alkhoirot. Lama-lama terbiasa dalam memberikan materi
pada santri-santri, itu semua membuat
saya betah di pondok pesantren karena proses menuntut ilmu dan menyampaikan
ilmupun tidak pernah terputus. Program maupun aturan yang diberikan kepada
santri sangatlah begitu ketat dan tertata rapi. 24 jam para santri diwajibkan
mengikuti semua kegiatan maupun aturan yang telah ditetapkan itu tanpa
terkecuali. Kepadatan dengan kegiatan yang ada
dipesantren, itu semua tidak menyebabkan bagi saya dan para santri putus
tidak mau belajar dan menimba ilmu di pondok pesantren Alkhoirot.
Perkembangan pondok pesantren Alkhoirot lambat laun kini mulai
semakin maju. Seiring dengan perkembangan zaman. Semua para asatidz dan para
santri yang tidak memiliki ijazah diharuskan untuk mengikuti sekolah paket.
Agar tidak ketinggalan dalam dunia pendidikan. Saya bersama-sama para pengurus
bersih keras membantu perjuangan pengasuh untuk menyukseskan para santri dalam
dunia pendidikan termasuk dalam masalah program sekolah formal di pesantren
Alkhoirot.
diberikan
kepada santri sangatlah begitu ketat dan tertata rapi. 24 jam para santri
diwajibkan mengikuti semua kegiatan maupun aturan yang telah ditetapkan itu
tanpa terkecuali. Kepadatan dengan kegiatan yang ada dipesantren, itu semua tidak menyebabkan bagi
saya dan para santri putus tidak mau belajar dan menimba ilmu di pondok
pesantren Alkhoirot.Perkembangan pondok pesantren Alkhoirot lambat laun kini
mulai semakin maju. Seiring dengan perkembangan zaman. Semua para asatidz dan
para santri yang tidak memiliki ijazah diharuskan untuk mengikuti sekolah
paket. Agar tidak ketinggalan dalam dunia pendidikan. Saya bersama-sama para
pengurus bersih keras membantu perjuangan pengasuh untuk menyukseskan para
santri dalam dunia pendidikan termasuk dalam masalah program sekolah formal di
pesantren Alkhoirot.
Pada tahun 2004 diangkat
menjadi pengurus pesantren alkhoirot. Setelah saya belajar menimba ilmu
dimadrasah diniyah “Annasyiatul Jadidah” yang terletak dan berada dilokasi
lingkungan pesantren selama 6 tahun. kemudian pada waktu itulah saya baru lulus
diniyah, dan dianggkat menjadi penugurus untuk membantu para santri mengajar.
Saya mengajar bukan karena ilmu saya banyak namun karena faktor kekurangan
pengajar yang selama itu setiap tahun para ustdz ada yang berhenti untuk menyebarkan ilmunya
di rumah masing-masing. Mulai dari situlah saya merasa mulai berkembang.
Berkembang dalam arti saya sudah mulai berfikir bagaimana caranya mendidik para
santri dengan baik dan efektif.
Saya mengajar dan membantu kepengurusan di pesantren alkhoirot
adalah siang dan malam. Di luar kegiatan itu saya masih aktif mengikuti
kegiatan-kegiatan lain yang ada dipesantren. Jadi saya tidak pernah menganggur
selama 24 jam di pesantren. Dengan adanya kegiatan itulah saya merasa betah dan
bertahan di pesantren bersama-sama para santri. Waktu demi waktu dan tahun demi
tahun telah kami lalui. Setiap saat dan disetiap waktu hanya isi dengan belajar
dan mengajar. Ilmu yang saya pelajari tidak hanya ilmu agama saja tapi saya
mencoba dan belajar ilmu yang lain yang mana ilmu tersebut ada manfaatnya untuk
diri sendiri lebih-lebih untuk orang lain. ilmu yangsaya pelajarai dan saya
senangi pada waktu itu adalah ilmu elektronik baik yang berkenaan dengan
listrik maupun dengan ilmu merakit amplifier. Sehingga pada pada waktu saya di
beri tugas oleh pengasuh sebagai sarana dan prasana dibagian listrik dan
merakit amplifier sekaligus membetulinya. Jadi semua yang berhubungan dengan
itu baik di pesantren putra maupun putri saya yang menghendel.
Awal mulnya saya belajar elektronik
itu tanpa sengaja dan tidak pernah di minati, karena pada tahun 2000, pada
waktu itu dewan pengasuh KH.Ja’far Sodik
(pada waktu itu pengasuhnya adalah KH.Zainal Ali) mengadakan program kursur
belajar elektronik (merakit amplifier). Awal mula saya kurang begitu minat dengan
ilmu tersebut, disamping biaya lumayan banyak dan begitupula saya kira buat apa
belajar ilmu tersebut. Namun pada waktu itu
itu KH.JA’far sodik mewajibkan bagi santri yang sudah dewasa harus
mengikuti program tersebut. Namun program tersebut hanya berjalan tiga bulan
dan tidak sampai selesai (berhenti ditengah jalan) karena faktor biaya yang
tidak memungkin karena setiap materi disampaikan harus langsung praktek dan
menelan biaya cukup banyak .
Pada waktu itu saya mulai suka dengan ilmu tersebut dengan itulah
kami berusaha mengembangkan dengan
belajar sendiri meskipun materi yang diperoleh hanya terbatas (seadanya). Namun
dengan ketekunan dan keinginan yang kuat maka tercapailah keinginan tersebut
meskipun tidak begitu sempurna tapi cukup untuk kebutuhan yang ada dipesantren
Alkhoirot. Tidak lama kemudian saya ingat kepada pesan pengasuh beliau berkata:
belajar ilmu itu tidak harus belajar ilmu agama saja tapi belajar belajar
ilmu apa saja yang penting ada manfaatnya dan berguna untuk orang lain.
Lebih dari itu setelah saya lulus
dari madarasah diniyah dan sebelum membantu mengajar dipesantren saya sempat
ditugaskan untuk mengajar disalah satu madrasah diniyah yang terletak disalah
satu daerah sumber kembar Kc. Dampit. Disitulah awal mula kami belajar menyampaikan
ilmu kepada anak didik kurang lebih selama satu tahun lamanya. Pada waktu itu
perasaan kurang percaya diri (tidak pd) karena saya lulus dari madrasah$0D
alkhoirot, ilmu Yang saya miliki sangat minim tidak sebaik dan sebanyak dengan
teman-teman yang lain. Namun dengan modal سمعنا
واضعنا
dan nekat Alhamdulillah saya lalui dengan baik dan sampai selesai. Pengalaman
yang saya peroleh dari luar cukup lumayan, baik itu sebagai masukan atas kekurangan- yang ada pada diri saya.
Sehingga setelah kembali kepesantren kekurangan yang ada saya berusaha dengan
sebaik mungkin dan ditutupi dengan banyak belajar dan berlatih. Dari pengalaman
itulah setelah saya mengajar dipesantren tidak begitu kesulitan dan mudah
mengatasi ketika ada masalah. meskipun kadang masalah tersebut sangat
rumit tetapi dengan adanya pengalaman
tersebut minimal saya bisa menguranginya. Pada tahun 2009 itulah awal mula
berdirinya lembaga pendidikan formal di Pp-Alkhoirot. Pada waktu itu saya masih
memiliki latar belakang pendidikan, terakhir lulus hanya setara dengan MA yaitu
paket C. Keinginan untuk sekolah lagi sampai keperguruan tinggi masih berada
dalam benak pikiran saja. Karena mengingat kondisi orang tua dan latar belakang
hidup sederhana. Saya berusaha mengejar biasiswa demi menggapai cita-cita saya.
Dua kali saya sempat gagal mengikuti tes namun tidak dapat berhasil
lulus tes tersebut mungkin dari sini Allah masih belum berkehendak. Kenyataan
memang saya belum mendapatkan pembekalan ilmu sebagai seorang pendidik. Namun
apa boleh buat seiring dengan kemajuan dipomdok pesantren pesantren Al-Khoirot
bertambahnya jumlah santri dan tumbuhnya tenaga pengajar di MTs dan MA
alkhoirot. Sehingga tidak ada pilihan lain untuk menolak tugas kemanusiaan
sebagai tenaga pengajar di formal. Awal mula masih sering terlintas dibenak
pikiran tentang pelajaran- pelajaran yang sulit apalagi dengan pengalaman yang
minim diharuskan untuk mengajar.
Waktu demi waktu, hari demi hari telah saya lalui.Itulah pertama
kali hidup dan berkecimpung didunia pendidikan formal. Materi yang saya pegang
adalah dibidang keagamaan. Dalam mengajar saya masih belum bisa beradaptasi
dengan baik dan belum bisa semaksimal mungkim karena disamping waktu jam
mengajar di formal beda dengan jam mengajar diniyah pada waktu malam. Jam mengajar
sekolah diniyah itu lebih sedikit dibandingkan dengan jam sekolah formal. Kalau
sekolah diniyah maksimal satu jam dan dua materi sudah selesai tapi jam sekolah
formal lebih dari itu. Dengan tidak terbiasa seperti itu kadang saya sulit
untuk bisa efektif seperti yang ada di sekolah diniyahnya. Namun lambat laun
hari demi hari saya lalui dengan baik dan pada akhirnya saya bisa beradaptasi
dengan lingkungan seperti itu meskipun tidak seratus persen sama dengan sekolah
diniyah pada malam hari.
Awal mula memang terasa berat siang dan malam harus mengajar baik
di sekolah diniyah maupun disekolah formal, belum lagi tugas sebagai pengurus
pesantren seperti halnya mengawasi keaktifan kegiatan belajar para santri baik
itu setelah solat subuh, setelah Asyar, magrib dan setelah solat isya’ maupun
persiapan menjelang masuk kelas pada waktu sekolah formal dan ditambah lagi
dengan kegiatan kampus dan sekaligus harus menyelesaikan tugas-tugasnya. Namun
dengan adanya kepadatan kegiatan itu
lama kelamaan terasa nikmat lebih-lebih hasilnya telah nampak “bahwa
memiliki ilmu itu ternyata terasa indah dan nikmat dihati maupun dipikiran
Allah selalu menolong dan membukakan rahmat bagi hambanya yang kesusahan. Meskipun serba
keterbatasan baik pengalaman dan kemampuan tidak menyurutkan saya untuk niat
mengabdi sebagai tenaga pengajar di MTs dan MA alkhoirot. Awal mula menjadi
seorang guru sangatlah berat karena semua selalu berhubungan dengan adminitrasi
dan perangkat mengajar, sehingga semua itu semestinya sudah harus dikuasai oleh
seorang tenaga pengajar. Saya selalu berusaha keras untuk mendalami semua ilmu
itu. Setiap hari hal-hal yang ada di formal kegiatan apapun saya tidak pernah
di ketahui sebelumnya, selalu saya catat untuk bahan belajar dan pengalaman,
baik tentang adminitrasi sekolah, ketertiban, cara mengatur siswa dan cara guru
mengajar yang berbeda-beda dikelas untuk menambah inspirasi bagi saya untuk
terus belajar dan belajar kerena ilmu itu sifatnya tidak terbatas.
Dengan keterbatasan kemampuan dan keterbatasan tenaga pengajar yang
memenuhi syarat, maka yayasan lembaga pendidikan pondok pesantren Alkhoirot
menambah tenaga-tenaga pengajar dari luar di yayasan Alkhoirot. Tiada terduga
setelah pengumuman lowongan untuk guru diedarkan tidak sedikit para guru baik dari
negri maupun swasta banyak yang mendaftarkan diri sebagai tenaga guru maupun
adminitrasi di lembaga Alkhoirot.
Sambutan positif dari luar menambah semangat bagi para guru dan
karyawan yang ada, sementara di yayasan Alkhoirot dalam penambahan tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan. Ini semua terbukti setelah banyak masuknya tenaga
pendidik baru dari luar sangat berdampak positif dan membawa banyak perubahan
bagi pendidik formal dilembaga pendidikan Alkhoirot.
Hari demi hari semakin banyak pengalaman yang terbagi dan perubahan yang dapat dilihat seperti dengan
diadakannya senam yang diajarkan oleh salah satu guru baru dari luar ini. Awal mulanya dirintis dengan latihan
senam pramuka, karena latar belakang beliau yang cukup bagus di kepramukaan.
Guru yang memiliki nama asli Syamsul Arifin,Amg. Spd. Namun dalam kesehariannya
sering dipanggil dengan nama akrab pak Wahyu. Begini ini berlatar belakang
pendidikan D2- PGSD Unifersitas kanjuruhan Malang dan S1 pendidikan bahasa
indonesia dan sastra indonesia ini.
Banyak sekali merintis kegiatan yang membuat orang melotot dan tercengang
melihatnya. Semua orang tidak akan pernah percaya jika belum melihatnya
sendiri. Meskipun dengan postur tubuh kecil dan wajah imut-imut. Beliau sangat
banyak memiliki kemampuan mengajar dibidang intra dan ekstra kulikuler di
Alkhoirot.
Awal mula beliau
mengenalkan senam pramuka dan mengajarkan kepada para siswa, memang awal
mulanya tidak banyak peminat, maklum bagi anak pondok untuk melakukan hal senam
seperti itu malu dan tidak pernah dilakukan sama sekali di kesunyian dan
ketenangan dihalamn pondok pesantren. Setelah diberikan beberapa pengarahan
kepada siswa dan beberapa guru yang ada akhirnya banyak siswa dan guru yang
berminat untuk belajar senam pramuka. Senam pramuka sekarang ini adalah
merupakan senam kebanggaan bagi siswa dipondok pesantren alkhoirot. Senam
pramuka secara bersama-sama bagi siswa putra lebih tertarik untuk mendalami
ilmu pendidikan. Karena ketertarikan itulah membuat saya untuk banyak
melibatkan diri dalam banyak kegiatan yang diadakan disekolah.
Awal mula pesantren alkhoirot menampakkan diri adalah dengan
mengikuti kegiatan seleksi porseni se KKM MTs yang diadakan oleh MTs 3 malang.
MTs Alkhoirot mengikuti seleksi tersebut dan sayapun juga terlibat sebagai berbagai
lomba yang diadakan MTs Alkhoirot sangat mengejutkan, yang awal mulanya hanya
sekedar persiapan namun dengan hasil yang membanggakan MTs Alkhoirot dapat
mengikuti lomba sampai tingkat kabupaten karena telah lulus seleksi di KKM MTs
Malang 3.
Diantara cabang lomba yang berhasil diraih oleh MTs Alkhoirot saat
seleksi di MTs Malang 3 adalah
1.
meraih
juara satu, lomba kaligrafi
2.
meraih
juara tiga lomba puisi
3.
meraih
juara dua lomba pidato bahasa arab
yang
akhirnya membawa MTs Alkhoirot untuk ikut berkompetisi diporseni kabupaten
malang, untuk mewakili KKM MTSn malang 3. Ini membuat kebanggaan bagi saya,
guru, dan semua siswa diyayasan pondok pesantren Alkhoirot. Karena dengan ini
dapat membuktikan bahwa kualitas sekolah dimadrasah tidak kalah dengan sekolah
dinegri yang mana semua fasilitas serba ada.
Lebih dari itu pengalaman-pengalaman
lain adalah diajang kepramukaan. Saya sebagai pendamping itu hanya untuk
mendampingi dan membantu para siswa alkhoirot,keterlibatan dalam kegiatan
terseebut membuat saya semakin bertambah pengalaman baru yang harus saya
pelajari untuk perkembangan lembaga alkhoirot kedepan nanti. Persiapan
menjelang kegiatan telah saya persiapkan dengan sebaik mungkin sebatas menurut
kemampuan dan pengalaman yang saya miliki. Tapi Alhamdulillah dengan perjuangan
saya dan teman-teman guru yang lain siswa-siswa Alkhoirot bisa meraih dan
berhasil memenangkan berbagai macam perlombaan diantaranya cobang lomba yang
diraih oleh siswa MTs alkhoirot adalah.
1.
Nomer
tiga sebagai juara umum.
2.
Nomer
satu lomba tari
3.
Nomer
tiga lomba menyanyi
4.
Nomer
dua lomba kaligrafi
Persiapan menjelang ajang pramuka saya sebagai wakil pembina
membantu sekedar sebatas kemampuan saya karena latar belakang saya tidak
termasuk kearah situ. Namun saya mencoba belajar untuk terlibat ke ajang kepramukaan sekedar
membantu menyiapkan sebagian dari kegiatan itu seperti membuat gapura. Gapura
yang saya buat agak berbeda sedikit dengan gapura yang lain dan juga tidak
sebagus dan sebaik dari pada sekolah yang lain tapi gapura yang kami desain
agak unik dan menarik apabila dipandang oleh mata telanjang. Maklum dalam
membuat gapura tersebut pertama kali saya alami jadi kurang begitu tahu
jelas bagaimana cara membuat gabura yang
bagus menurut aturan dikpramukaan.
Setelah saya mendapat pengalaman sedikit serta dapat mengabdi
sebagai tenaga pengajar dialkhoirot. Alhamdulillah pada 2011 ini lembaga
pendidikan STAI Al-Qolam menerima keinginan saya sebagai mahasiswa dengan
tangan terbuka. Meskipun rintangan demi rintangan harus saya lalui dengan penuh
kesabaran. Rintangan yang saya lalui untuk memenuhi persyaratan yang harus
dipenuhi itu tidak cukup tega hari. Namun dengan perjuanagan dan niat tulus
karena Allah, Allah memberikan jalan kemudahan bagi saya sehingga saya bisa
belajar di STAI Al-Qolam sampai saat ini.
Disinilah kami merasa senang
dengan adanya biasiswa sehingga saya bisa belajar dan menimba ilmu. Ilmu yang
saya dapat dari STAI Al-Qolam, tidak lupa langsung dipraktekkan dan ditransfer
kepada anak didik saya di pesantren Al-Khoirot. Sehingga kami ketika mengajar
tidak merasa kehilangan bahan untuk memberikan ide-ide atau ilmu baru kepada
para santri/siswa. Mulai dari berdirinya formal di Alkhoirot itulah saya merasa
sangat butuh sekali dengan adanya pendidikan formal meskipun hanya sekedar
biasiswa. Namun itu bagi saya sangat lebih dari cukup.
Lebih dari itu pengalaman dikampus tidak kalah menarik dan beda
jauh dengan pengaalman di sekolah formal alkhoirot. Berbagai macam latar
belakang teman-teman mahasiswa Al-Qolam. Masukan demi masukan dari mereka
sangat membantu saya dalam mengajar mulai dari segi keilmuan maupun pengalaman
mengajar mereka dilembaga masing-masing. Kekompakan dalam segala bentuk
kegiatan dan semangatnya mereka dalam menimbah ilmu itu yang membuat hati saya
terbuka kembali untuk lebih giat lagi karena
akhir-akhir belakangan ini kesungguhan saya dalam belajar telah menurun
tapi setelah saya bertemu mereka semangat kini berkobar dan tumbuh lagi.
Lebih dari itu pengalam yang
kami dapat dari STAI Al-Qolam adalah pada hari Selasa (22/11/2011) berangkat kesurabaya
pukul:05.WIB. Hal ini untuk menghadiri undangan pemprov di Gedung Islamic
Center, Surabaya. Dari 30 siswa Al-qolam yang mendapat beasiswa penuh dari
pemprov merasa senang menghadiri undangan tersebut guna untuk mendengarkan
pesan-pesan gubernor jawa timur. Panas dan sengatan mataharipun tidak menjadi
penghalang.
Dari
berbagai daerah mereka pergi ke Al-Qolam hanya untuk menambah kualitasnya
sebagai guru madin. Kami sempat kagum kepada salah seorang mahasiswi. Dia
adalah seorang ibu rumah tangga dan punya seorang anak kecil baru berusia
sekitar 5 bulan. Namun semangat dan gigihnya beliau untuk menuntut ilmu, tidak
menjadi surut dan penghalang untuk belajar. Dari itulah saya berfikir dan
merenung sejenak dan berkata dalam hati, “mereka sibuk dan punya tanggung jawab
tapi masih semangat untuk belajar!!!. Tapi saya adalah seorang laki-laki bahkan
hiduppun masih sendiri dan tidak mempunyai tanggung jawab besar, kalah
dengan beliau”.
1000 guru
madrasah diniyah dari 34 mahasiswa baru pergururuan tinggi Agama Islam yang
telah mendapatkan beasiswa dari pemprov. Hal ini menurut Gubernor Soekarwo
hanya untuk meningkatkan kualitas guru madin khususunya di jawa timur.Santri
adalah sebagai subyek pembangunan untuk masa depan. Oleh karena itu
Gubernor memperjuangkan masa depan santri khususunya guru madin.Sebab guru
madin, terutama guru madin dari pesantren
mayoritas tidak pernah digaji tapi mereka tetap ikhlas
memperjuangkan lembaganya masing-masing
tanpa harus mengeluh. Dari perjuangan mereka itulah Gubernor sangat
memperhatikan guru madin yang selama ini mereka tidak mampu untuk menindak
lanjut kejenjang lebih tinggi yaitu keperguruan tinggi.
Program ini menurut beliau yang ada hanyalah
di jawa timur karena mayoritas paling banyak ulama’nya adalah hanya di jawa
timur di bandingkan dengan daerah lain.Dan begitu pula sistim pengajaran
diniyahnyapun menurut beliau adalahtermasuk ciri khas orang-orang indonesia
khususnya masyarakat jawa timur. Oleh karena itu peran jawa timur sangat
dibutuhkan oleh daerah-daerah yang lain. Dan kelebihan yang dimilikinyapun
jauh lebih nampak dan akurat dibandingkan dengan daerah lain termasuk
pendidikan diniyahnya. Lebih dari itu masyarakat jawa timur adalah masyarakat
petarung, petarung dalam segala hal termasuk adalah dalam masalah segi
pendidikan.
Itulah
biografi singkat yang pernah saya alami di lembaga pendidikan Al-khoirot sampai
di lembaga pendidikan STAI Al Qolam. Mungkin pengalaman saya tersebut bisa diambil hikmah bagi kita semua terutama
bagi saya sendiri. Karena dengan belajar dari
kekurangan baik dari pengalaman diri sendiri maupun dari orang lain
serta mengakui atas kelebihan yang dimiliki oleh orang lainpun
dan mau berusaha untuk menirunya itu sangatlah penting maka dengan cara
seperti itu, kualitas kita akan semakin
meningkat baik dari segi keilmuan maupun karakter yang kita kita miliki. Sebab
tidak ada yang sempurna didunia ini melebihi dari sempurnanya junjungan kita
oleh karena itu belajar dari pengalaman, baik dari diri kita sendiri maupun
dari orang lain sangatlah berharga dan bernilai positif.