Kisah ini adalah kisah yang menceritakan tentang teman saya dahulu
ketika sama-sama menjadi santri di salah satu pondok pesantren. Mulai
dari perjuangan menuntut ilmu, mengimplementasikan ilmu, lalu
mendapatkan hasil yang sangat memuaskan dan bahkan di luar harapan
selama ini. Nama teman saya adalah Usman, anak sulung dari 4 bersaudara
yang hidup dalam keadaan yang sulit, dia hanya lulus SD karena orang
tuanya tak mampu melanjutkan pendidikannya ke SMP.
Setelah gagal melanjutkan sekolahnya ke SMP, akhirnya usman memutuskan
untuk masuk pondok pesantren agar dia bisa mendapatkan pendidikan agama,
yah dia adalah anak yang mau berusaha untuk tidak menjadi bodoh,
baginya tak apa jika dia miskin harta, namun dia akan menyesal jika
nantinya dia miskin ilmu.
Di awal menjadi santri di pondok, aku mulai berkenalan dengan usman, dia
anaknya enak buat ngobrol, sering bercanda dan tak gengsian, hal itu
membuatku cepat akrab dengan usman saat itu. Yang aku lihat dari usman,
walau dia tak begitu pintar dari segi hafalan, namun dia adalah santri
yang sangat rajin, bahkan dia adalah salah satu santri yang paling lama
di pondok itu, dan terakhir saya dengar dia sempat menjabat jadi lurah
pondok di sana.
Salah satu momen yang saya ingat saat itu adalah ketika sehabis ashar,
kami mengaji langsung dengan pak kyai pemimpin pondok, setelah ngaji
ternyata hujan turun dengan derasnya. Saat itu kami dikumpulkan dan
diberikan arahan oleh pak kyai, kalimatnya yang masih saya ingat adalah "ngaji
yang rajin, jangan mikirin harta benda dulu, kalian masih muda, harus
banyak-banyak nyari ilmu agama biar gak tersesat. Masalah harta benda,
nanti saya bantu dengan do'a dan sedikit informasi dari dunia usaha". Dan dengan kalimat itu, Usman adalah orang yang menurut saya paling sukses menerepkan kata-kata mutiara dari pak kyai.
Sambil ngaji di pondok, usman mulai rajin mencoba membuka usahanya, saya
ingat pertama kali dia mencoba menjadi pengrajin tabag (anyaman dari
bambu), lalu tak berselang lama dia beralih menjadi perajin emping dari
melinjo. Usahanya itu cukup maju dan berjalan, namun melinjo hanya
berbuah saat musimnya saja, jadi ketika musim melinjo habis maka usman
tak lagi punya bahan membuat emping. Setelah itu, usman mulai mencoba
usaha lainnya, dia mulai menjadi pedagang kelapa, yah dia membeli kelapa
dari pohonnya lalu menjual kepada para pengusaha yang membutuhkan
kelapa. Dari usaha itu, Usman mulai mendapatkan keberhasilan, hanya
beberapa bulan saja dia sudah bisa membeli sepeda motor dan hasil
usahanya sudah mulai bisa meringankan kebutuhan orang tuanya yang memang
sudah mulai tua, dia juga membantu adik-adiknya untuk sekolah.
Mengaji, ibadah, usaha, membantu orang tua, itulah beberapa kegiatan
usman setiap harinya hingga akhirnya dia mampu menyewa lapak di salah
satu pasar dan dari situ dia mulai sukses dengan usahanya tersebut. Dia
mampu mempekerjakan adiknya untuk membantu usahanya, dia juga mulai
menjadi pemasok kelapa yang besar, hingga dari usahnya itu akhirnya dia
bisa membeli tanah, memberikan jatah bulanan kepada orang tuanya, lalu
motor baru, dan dia juga berhasil membuka usaha-usaha lainnya. Hingga
akhirnya setelah dirasa cukup siap, usman menikah dengan seorang wanita
dari desa tetangganya. Usman kini tinggal bersama istri dan mertuanya,
dia juga menjadi imam di mushola dekat rumahnya, lalu dia dan istrinya
membuka majelis ta'lim untuk mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak di
sekitar rumahnya secara gratis. Sementara usahanya semakin lancar, kini
usaman sudah tak perlu sibuk bekerja karena dia sudah memiliki beberapa
karyawan yang membantu pekerjaannya, dan dia bisa dibilang sudah bisa
menikmati buah perjuangannya dulu dari pondok pesantren, kini dia
menjadi ustad dan juga pengusaha sukses.
Beberapa waktu lalu saya mampir ke pondok pesantren untuk sungkem kepada
pak kyai, dan saat itu pak kyai menceritakan kisah sukses usman yang
membuat saya terharu, dengan air mata kebahagiaan, pak kyai bangga
pernah mengajarkan ilmu kepada usman dan ilmu itu berguna baginya dan
bagi orang lain (gak kaya saya hehehee). Anak pondok juga bisa sukses,
dan dengan ilmu agamanya mereka malah lebih sukses, dunia dan akhirat
suksesnya bro...