Kyai Wahab
Meski sama-sama pemegang fikih yang ketat, Kiai Wahab dan Kiai Bisri berbeda strategi penerapannya. Kiai Wahab cenderung bergaris lunak, sementara Kiai Bisri bergaris keras.
Suatu hari menjelang Idul Adha seseorang datang menghadap Kiai Bisri. Dia bermaksud melaksanakan kurban dengan menyembelih seekor sapi. Namun sebelumnya dia berkonsultasi dulu dengan Kiai Bisri, apakah boleh berkurban seekor sapi untuk 8 orang?
Ketentuan fiqih, 1 sapi untuk 7 orang. Padahal jumlah keluarganya ada delapan. dia ingin di akhirat nanti satu keluarga itu bisa satu kendaraan agar tidak terpencar.
Mendengar pertanyaan tersebut Kiai Bisri menjawab “tidak bisa”. Kurban Sapi, Kerbau atau Unta hanya berlaku untuk 7 orang. Kemudian orang itu menawar pada Kiai Bisri, “Pak Kiai, apakah tidak ada keringanan. Anak saya yang terakhir baru 3 bulan”. Dengan menjelaskan dasar hukumnya, Kiai Bisri tetap menjawab, tidak bisa.
Merasa tidak puas, orang itu mengadukan persoalannya kepada Kiai Wahab di Tambak Beras. Mendengar persoalan yang diadukan orang itu Kiai Wahab, dengan ringan menjawab, “Bisa. Sapi itu bisa digunakan untuk 8 orang, Cuma karena anakmu yang terakhir itu masih kecil, maka perlu ada tambahan.” Mendengar jawaban Kiai Wahab orang itu tampak gembira.
“Agar anakmu yang masih kecil itu bisa naik ke punggung Sapi, harus pakai tangga. Sampeyan sediakan seekor Kambing agar anak sampeyan bisa naik ke punggung sapi.”
“Ah, kalau cuma seekor Kambing saya sanggup menambah. Dua ekor pun sanggup asal kita bisa bersama-sama, Kiai.”
Akhirnya pada hari kurban, orang tersebut menyerahkan seekor Sapi dan seekor Kambing pada Kiai Wahab.
GUS BUR
Kasus ini terjadi di pesantren salaf yang cukup terkenal. Sebut saja, Pesantren Minhajul ‘Abidin. Sore itu sedikit terjadi ketegangan namun berbau komedi dalam pengajian kitab kuning, yang dibacakan oleh Gus Habiburrahman. Panggilan akrabnya Gus Bur.
Seperti biasa, setiap akan memulai membaca kitab kuning, kiai atau ustadz terlebih dahulu tawassulan. Berkirim do’a fatihah kepada Mushonnif, pengarang kitab dan para guru-guru terdahulu. Sampai di situ semua berjalan lancar dan khidmad.
Gus Bur tampil seperti kiai yang alim baca kitab. Padahal, ia tak pernah nyantri ke pesantren lain. Dia selama ini lebih banyak sekolah umum di luar pondok. Gus Bur pun dikenal sebagai politisi gaek, papan atas. Namun sebenarnya, ia tidak fasih membaca kitab kuning.
Sore itu dia harus membaca kitab, menjadi badal atau kiai pengganti ayahnya, Kiai Mujib yang sedang sakit. “Faslun, utawi iki bab…(adapun ini bab…),” ujar Gus Bur dengan tegas. Lalu, sampailah pada kata atau kalimat dalam kitab yang Gus Bur lupa artinya.
“…al-jaradu, tegasipun lawang (artinya pintu),” kata Gus Bur. Santrinya ada yang paham, Gus Bur salah memaknai kitab. Lalu, seorang santri senior interupsi.
“Maaf Gus, al-jaradu niku maknani pun walang sanis lawang (al-jaradu itu artinya belalang bukan pintu),” tegur santri tersebut.
“Oh inggih leres, maksud kulo walang sak lawang-lawang (ya kamu benar, maksud saya artinya belalang sebesar pintu),” ujar Gus Bur dengan pede-nya.
Kendati suasana sudah gemuruh dengan tawa ria santri, Gus Bur pun meneruskan pengajian. Sampai pada kalimat yang dia juga tidak paham artinya. “Wal Haytu, utawe niku alu (dan adapun itu alu),” kata Gus Bur.
Sekali lagi, santri senior tadi menegor Gus Bur: “Maaf Gus, niku maknani sanis alu sing leres maknani olo (maaf Gus, itu maknanya bukan alu tetapi ular),” kata santri senior.
Kali ini Gus Bur masih terus mengelak, alih-alih mengakui kesalahannya, justru teguran itu diplesetkan : “Inggih leres, maksud ipun olo sak alu-alu (ya kamu benar, maksudnya ada ular sebesar alu),” ucap Gus Bur dengan nada mengelak.
Dua kali Gus Bur ditegur santri, namun ia masih meneruskan bacaan kitabnya. Akhirnya ketika menafsirkan kata an-nafsu, Gus Bur memaknai nafas. Kembali sang santri protes: “Gus, artinya an-nafsu itu ya nafsu, bukan nafas,” tegas santri.
Gus Bur pun kali ini bisa mengelak: “Ya maksudnya nafsu yang keluar lewat nafas,”.
Kali ini, derai tawa santri tak bisa dibendung. Suasana pengajian itu pun akhirnya cair, Gus Bur semakin banyak mengeluarkan bahan lelucon. Bacaan kitab tak diteruskan, Gus Bur banyak bercerita soal kegiatannya di luar pesantren.
Ga’ Da Otaknya !!!
Di sebuah ruang kelas, para mahasisawa sedang mengikuti mata kuliah Filosofi. Dosen yang mengajar mencoba melemparkan topik diskusi tentang Tuhan. “Ada yang pernah melihat Tuhan?” tanya si dosen.
Semua diam tak menjawab. “Ada yang pernah mendengar Tuhan bersuara?” si dosen bertanya lagi. Kali ini pun tak ada yang menyahut.
“Ada yang pernah menyentuh Tuhan?” tanya dosen. Semua diam.
“Kesimpulannya tidak ada Tuhan,” kata dosen senang.
Terdengar gumaman protes, sampai akhirnya seorang mahasiswa berdiri bertanya,
“Ada yang pernah melihat otak Pak Dosen?” Tak ada jawaban.
“Ada yang pernah mendengar otak Pak Dosen?” Tak seorangpun menjawab.
“Ada yang pernah menyentuh otak Pak Dosen?” Sekali lagi hening.
“Kesimpulannya Pak Dosen tidak punya otak,” kata mahasiswa.
Si KhinZiR
Suatu hari, empat orang (bukan orang deng tapi hewan) sekawan sedang berjalan jalan kesebuah sudut hutan. mereka adalah Ayam rimba, kelinci, rusa dan babi. penasaran dengan keadan sebrang, mereka berniat ingin pergi kesana. tapi masalahnya mereka harus menyebrang sungai yang dihuni oleh buaya buas dan jelek. tapi semua resiko akan diambil oleh mereka demi membayar penasaran mereka termasuk nyawa sekalipun. mereka setuju dan dilakukan lah undian. nah ternyata yang mendapat giliran pertama adalah rusa, kelinci, babi dan ayam.
nah ketika si rusa lewat, waw langsung saja diterkam oleh buaya. kemudian saat kelinci juga lewat, langsung saja jadi sasaran empuk si buaya . nah pas saat babi lewat, sibuaya malah muncul.
buaya: maaf silahkan lewat, saya menganut aliran tertentu. dan melarang memakan bahkan melihat anda saja. jadi lewat saja………………………lagian saya sudah kenyang.
Babi: tapi kan saya binatang juga..kok nggak dimakan!
buaya: kok anda ngotot….dah sana..pergi lumayan kan anda selamat.
babi: ah nggak…kenapa saya harus dideskriminasi? saya juga kepengen seperti yang lain disamakan.
buaya: terserah!!!!!!!!!!!!!!
babi: (pergi dengan hati yang sedih)
nah sejak saat itulah, setiap binatang pemburu tak pernah memburu babi dan babi diblacklist akibat sang buaya. sang buaya sebagai king of pemangsa saja tak mau memangsanya apalagi yang lain dalam pikiran mereka.
Cerita menjelang Idul Adha :
SAPI dan KAMBING terlihat murung dan sedih..
BABI ketawa dengan pongahnya sambil berkata “UNTUNG AKU HARAM……HAHAHAHAHA……”
BEBEK tersenyum dan berbisik kepada AYAM ” ……Belum Tau Dia…… sebentar lagi NATAL…..
Sekali Kerja Semua Beres
Suatu hari si Udin ditegor majikannya.
Majikan : “Udin, kamu kalo kerja kok nggak pernah beres sekaligus, sih. Saya cuma nyuruh kamu beli 5 butir telur aja kamu sampe bolak-balik ke warung 5 kali. Lain kali jangan begitu ya ?”
Udin : “Iya, tuan” sambil manggut-manggut tanda nurut.
Beberapa hari kemudian sang majikan sakit, terus nyuruh Udin manggil tabib (maklum dokter mahal). Tapi sang majikan jadi kaget, karena waktu kembali nggak cuma tabib yang dipanggil Udin, tapi beberapa orang lain. Sang majikan nanya:
Majikan : “Udin, kamu ini apa-apaan sih, kan saya cuma nyuruh kamu manggil tabib, kenapa ada banyak orang lain di sini?”
Udin : “Lho, kan tuan nyuruh saya kerja musti beres sekaligus ?”
Majikan : “Iya, tapi apa hubungannya sama orang-orang ini?”
Udin : “Tuan kan nyuruh saya manggil tabib, nah, tabib kan biasanya setelah memeriksa, nulis resep obat, makanya saya panggil juga TUKANG OBAT, terus tukang obat kalo mau bikin obat kan perlu bahan-bahannya, makanya saya panggil juga TUKANG JUALAN BAHAN-BAHAN OBAT, terus bahan-bahan obat itu kan perlu dimasak dulu, saya panggil juga TUKANG KAYU BAKAR, kalo obatnya udah jadi, terus kan tuan minum itu obatnya, iya kalo tuan sembuh, kalo tuan malah mati gimana, makanya saya panggil juga TUKANG GALI KUBURAN.”
Santri Cerdik dan Seekor Sapi
Seorang santri baru saja lulus aliyah pesantren dengan nilai jayyid
jiddan ( lumayan pintar). Dia pun berencana mengadu nasib di Jakarta.Saat tiba di Stasiun Pasar Senen, dia melihat kerumunan orang. Rupanya sedang ada kecelakaan. Di Jakarta, kecelakaan biasanya memang menjadi tontonan yang menarik, maka dia pun memutuskan untuk ikut menonton.
Namun teryata kerumunan itu terlalu berjubel sehingga ia tidak bisa melihat korban dengan jelas, apalagi postur tubuhnya yang memang kecil. Jadi, jangankan mendekat, untuk melihat korban saja sulit. Berhubung karena merupakan santri berotak cemerlang, maka dia tidak kurang akal dan langsung berteriak-teriak sambil pura-pura panik.
“Saya keluarganya.. Saya keluarganya.. Minggir.. Tolong minggir !” katanya sambil mengacungkan jari dan mendesak maju menerobos kerumunan orang-orang tersebut.
Orang-orang pun memandanginya, dan ternyata si santri memang berhasil. Mereka langsung memberi kesempatan kepada santri itu untuk menghampiri korban kecelakaan. Santri itu pun langsung mendekati korban kecelakaan. Dan, betapa terkejutnya ketia dia melihat dengan jelas korban kecelakaan yang diakuinya sebagai keluarganya itu ternyata adalah seekor SAPI.
TAHU
Di sebuah kelas, terdengar suara asyik tentang percakapan antara dua siswa kelas Lima Madin Aww. Khozinatul ‘Ilum Bloora. Sebut saja namanya Lutfi dan Amri. Mereka berdua terkenal pandai tentang semua pelajaran, hususnya nahwu dan shorof. Hingga suatu saat terekam dialog sebagai berikuit :
Amri : eh lut, ne q punya pertanyaan bagus ne, masih seputar pelajaran favorit kita sih, bisa jawab nggak?
Lutfi : mang apa pertanyaannya? Ada hadiahnya nggak?
Amri : ih, pean ni maunya hadiah melulu, ya udah deh, kalo bisa jawab tak ajak ke TOMBO ATI deh…..gimana? jawabnya harus benar lho?
Lutfi : wah, siiip, kalo gene baru mau jawab q….!!!
Amri : tapi ke TOMBO ATI-nya malem setelah kegiatan MMD aja yah? Heheheh
Lutfi : sama saja, bilang saja ndak punya uang, masak ngajak ke TOMBO ATI setalah kegiatan, ya jelas tutup to…..ya udah deh, mang apa pertanyannya?
Amri : gene, kenapa banyak orang suka makan TAHU?
Lutfi : yahhh, katanya pertanyaannya masih seputar nahwu shorof?
Amri ` : Ya iya, ini masih seputar pelajaran itu?
Lutfi : kog nyeleneh banget ya? Aneh kamu ini?
Amry : bisa jawab nggak? Bilang saja nyerah, ndak bisa jawab? Ya thooo?
Lutfi : La pertanyaannya aja ndak nyambung gitu, gimana bisa jawab? Mang apa jawabannya?
Amry : hahahah, gene, karena TAHU itu dibaca ROFA’, makannya orang pada suka makan TAHU, coba kalo TAHU dibaca JER, jadi TAHI, masak orang suka makan TAHI?
Lutfi : hahahahahah, iya ya, masuk akal juga tu….hahahah kocak banget kamu ini….heheheh
Dasar Lho Lha
Yanto dan udin sedang terlibat perbincangan serius di tengah perbincangan mereka.Yanto : din…din …kamu tahu gak low Koran itu jendela dunia???
Udin : gx tahu tuh… masak sih…???
Yanto : iza no… masak gak pernah dengar sih…???
Udin : waduh… dunia yang besar dan luas itu berjendel Koran? Gimana masangnya za…???
Yanto : din…din… dasar itak tahu…
udin : gimana tu…??? Apa rumahnya yang ada di dunia itu berjendelakan Koran???keturunan melarat semua donk…!!!
Yanto : woalah dasar lola… maksudnye din, di dalam Koran banyak pengetahuan tentangseluruh dunia gitu lho…
Udin : ooo…!!!
Anggota DPR Masuk Surga
Udin masuk surga dengan amal ibadah yang pas-pasan. Untunglah dosanya sedikit, jadi dia tidak perlu dihangatkan dulu di neraka.
Suatu hari ketika berjalan-jalan di tepi sungai di surga, ia terkejut melihat seorang anggota DPR yang wajahnya sering ia lihat di tv, koran dan majalah karena tersangkut kasus korupsi.
“Hm, kog dia bisa masuk surga ya? Apa mungkin dia hanya dizalimi, dituduh korupsi ya?” batin Udin.
Karena penasaran, Udin bertanya pada pos malaikat terdekat.
“Oh, orang itu? Dia emang wakil rakyat negeri kalian yang korup,” kata si malaikat.
“Kog bisa masuk surga? Apa korupsi itu halal?” tanya Udin penasaran.
“Dia lagi studi banding aja kog. Besok juga udah balik lagi ke neraka.”
Pedagang-pedagang Yang Aneh
1. Pedagang TAK BISA DITAWAR adalah tukang roti…, promosinya roti tawar tapi engga bisa ditawar…
2. Pedagang yang PALING NEKAD tukang gas …,udah tau jalanan menurun masih aja bilang gas’ gas’ bukan rem’ rem’ ..
3. Pedagang yang KURANG KERJAAN…, tukang nasi goreng …, nasi udah mateng masih aja digoreng…
4. Pedagang yang TAK KENAL KATA MENYESAL…, itu tukang bubur, nasi udah jadi bubur masih dijual juga…??
5. Pedagang yang PALING ANEH pedagang ikan , ikan mati dibilang segar…!
6. Pedagang PALING BODOH, tukang cetak foto. Ditanyain 3X4 berapa, dia jawab 500.
Cowok Idaman Para Cewek
Cewek : Mas kerja dimana?
Cowok : Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali…
Cewek : (WAW…Konglomerat pasti!)… Mas tinggal dimana?
Cowok : Pondok Indah Bukit Golf…
Cewek : (WAW kereenn…Rumah Orang-orang “The Haves”) Pasti gede rumahnya yah…?
… Cowok : Ngga ah…Biasa aja koq…cuma 3000 m2…
Cewek : (Busett!) Pasti mobilnya banyak yah…?
Cowok : Sedikit koq…Cuma ada Ferrari. Jaguar. Mercedes. BMW. Mazda…
Cewek : (Wah cowok idaman gue nihh!!) Mas uda punya istri…?
Cowok : Hmm…Sampai saat ini belum tuh…hehe…
Cewek : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya…) Mas merokok??
Cowok : Tidak…rokok itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh…
Cewek : (Wah sehat nihh!) Mas suka minum-minuman keras?
Cowok : Tidak donk…
Cewek : (Gilee…Cool abissss!!) Mas suka maen judi??
Cowok : Nggak…ngapain juga judi? ngabisin duit aja
Cewek : (Ooohhhh…So sweett…) Mas suka dugem gitu ga??
Cowok : Tidak tidak…
Cewek : (Iihh…sholeh banget nih cowok!) Mas udah naik haji?
Cowok : Yah…baru 3x dan umroh paling 6x…
Cewek : (Subhanallah…calon surgawi…) Hobinya apa sih mas?
Cowok : BOHONGIN orang……
Pisang Goreng Aktual
Saat ramai-ramainya gerakan penjatuhan Gus Dur dari kursi Presiden Tahun 2001. Orang-orang NU di Madura, terus mengawasi berita-berita di TV, untuk mengikuti perkembangan. Hampir tiap detik, TV mereka awasi.
Saat ramai-ramainya gerakan penjatuhan Gus Dur dari kursi Presiden Tahun 2001. Orang-orang NU di Madura, terus mengawasi berita-berita di TV, untuk mengikuti perkembangan. Hampir tiap detik, TV mereka awasi.
Termasuk Kyai-kyai Madura, sambil melihat TV kyai-kyai berdiskusi, lalu
menerangkan pada santrinya ; pesan kyai Para santriku kalian jangan
sampai meninggalkan berita akt...ual tentang Gus Dur ini, harus selalu
diawasi pinta kyai berulang-ulang. Setelah acara usai, H Mardun salah
seorang santrinya, bertanya: apa artinya aktual itu kyai? Saya kok ngung
bingung Kyai?
Ooh , actual itu artinya sedang panas-panasnya atau
sedang hangat-hangatnya oooh begitu ya kyai jawab H Mardun. Seminggu
kemudian, H Mardun menjadi tuan rumah Istighosah dalam rangka
memanjatkan doa pada Allah SWT, agar bangsa Indonesia diberi
kesalamatan, termasuk Gus Dur.
Setelah Acara selesai, segera hidangan
dikeluarkan, termasuk pisang goreng. Lalu sebagai tuan rumah H Mardun,
mempersilahakan para tamu memakan hidangan kecil monggo poro kyai, para
bapak, pisang Gorengnya dimakan mumpung masih aktual. Para Kyai serempak
tertawa.*******
Overdosis
___________
di pondok pesantren Riyadlul `Ulum purwokerto pengajian "Bandungan kerap dilaksanakan, terutama pada malam hari sekitar jam delapan ketika selesai ngaji "Sorogan". waktu itu mengaji Tafsir Yasin yang di dalamnya terdapan BaB yang menguraikan seputar suarga. saat sang Kyai menjelaskan bahwa setiap laki laki yang masuk surga akan dinikahkan dengan 72 Bidadari, sang Kyai menjel...askan bahwa bidadari itu cantiknya luar biasa, jika satu bidadari suarga di masukan ke bumi, niscaya akan menjadi fitnah besar di bumi karena setiap orang lelaki akan berhasrat memilikinya.. saat diceritakan demikian para santri hanya terdiam "MLONGO"/Bengong.. salah seorang santri bernama Wahid berbisik kepada teman sebelah, sebut saja Pandu.
Wahid : enak ya Un.. dinikahkan 72 Bidadari,, wah tempur terus. yah.
Pandu : hahaha. lama kelamaan ya "LEDES". hahaha
Wahid : Apanya Un.....
Pandu : Tutuk Bedug`e... hahahah
Wahid : hahaha.. ayuh mendengarkan lagi.. lama lama seru juga...
Pandu : yu hu...
terus pak Kyai menceritakan seputar nikmatnya di surga.. dan terus para santri terdiam MLONGO...
terus wahid tanya lagi dengan Pandu..
Wahid : Ndu.. itu yang diceritakan kan laki laki.. kalau perempuan gimana ya Ndu.. apa Perempuan dinikahkan dengan 72 Arjuna...
Pandu : wah benar juga omonganmu.. coba tanya pak Kyai..
Wahid : ah gak berani lah.. ntar saja buat humor di kamar selesai pengajian...
setelah ngaji "Bandungan" Selesai para santri berkumpul di salah satu kamar. selanjutnya wahid bertanya kepada santri yang sedang kumpul.
Wahid : hey.. tadi kan yang dibicarakan waktu ngaji Tafsir Yasin tentang laki laki.. sekarang kalau seorang perempuan di sorga apa di nikahkan dengan 72 arjuna ya...
sontak semua santri tertawa...
salah seorang santri sebut saja didin. " hahaha. betul juga... sepertinya bakal KELABAKAN tu perempuannyna.. " jawaban didin membuat semua santri yang sedang kumpul tertawa terbahak bahak..
lalu wahid menambahi " hahahaha.. ndak cuma KELABAKAN, tapi Overdosis.. hahaha. bisa bisa di jait kalau sudah selesai tu perempuannya..
jawaban Wahid membuat semua santri ketawa keras terbahak bahak memecah kesunyian malam..
lalu pandu menambahi " hahahah.. perempuan satu melawan 72 arjuna suarga.. hahahah.. ya overdosis tingkat tinggi.. langsung masuk UGD,.. hhhaha
demikian cerita Humor ala santri dari Pondok Pesantren Riyadlul `Ulum
Purwokerto.. betapa bahagianya hidup di sebuah pesantren... beda dengan
menuntut ilmu di sekolah umum biasa.. di pesantren semua teman menjadi
saudara yang sangat akrab.. sedangkan di sekolah umum hanya tercap
dengan TEMAN, istimewanya hanya SAHABAT. di pesanteren menjadi TEMAN
SEJATI, SAHABAT SEJATI yang berkelanjutan.
Lampu Kuno
Kisah nyata ini terjadi saat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi berniat membeli sebuah lampu kuno di sebuah toko yang menjual barang-barang antik di Surabaya.
Terjadilah percakapan menarik antara Cak Hasyim, begitu Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur, akrab dipanggil dengan si penjual lampu kuno.
...
“Ini lampu kuno Pak Haji,” kata si penjual kepada Cak Hasyim. Saat itu si penjual belum sadar kalau orang yang berada di hadapannya adalah pemimpin tertinggi ormas Islam terbesar di Indonesia ini.
“Berapa harganya?” tanya Cak Hasyim.
“Kalau yang kuno itu Rp 1.650.000, Pak Haji. Ini ada juga yang baru. Kalau yang baru harganya lebih murah, Rp 650 ribu,” jawab si penjual seraya menunjuk pada sebuah lampu baru yang juga menjadi koleksinya.
Kisah nyata ini terjadi saat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi berniat membeli sebuah lampu kuno di sebuah toko yang menjual barang-barang antik di Surabaya.
Terjadilah percakapan menarik antara Cak Hasyim, begitu Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur, akrab dipanggil dengan si penjual lampu kuno.
...
“Ini lampu kuno Pak Haji,” kata si penjual kepada Cak Hasyim. Saat itu si penjual belum sadar kalau orang yang berada di hadapannya adalah pemimpin tertinggi ormas Islam terbesar di Indonesia ini.
“Berapa harganya?” tanya Cak Hasyim.
“Kalau yang kuno itu Rp 1.650.000, Pak Haji. Ini ada juga yang baru. Kalau yang baru harganya lebih murah, Rp 650 ribu,” jawab si penjual seraya menunjuk pada sebuah lampu baru yang juga menjadi koleksinya.
Karena memang berniat membeli yang kuno, Cak Hasyim tak memerhatikan sebuah lampu baru yang ditunjukkan si penjual tadi. Cak Hasyim tampak serius mengamati sebuah lampu dibilang kuno.
Beberapa saat mengamati, Cak Hasyim kemudian bertanya, “Kayaknya ini baru ah, nggak kuno. Kalau baru berarti harganya kan Rp 650 ribu.”
Si penjual terdiam sejenak dan tampak terlihat berpikir keras. Tak lama si penjual berkata, “Alaaaah… Pak Haji, dibiarin aja kan nanti lama-lama juga kuno sendiri.”
Mendengar jawaban si penjual, Cak Hasyim terdiam. Dari raut wajahnya, seakan-akan Cak Hasyim ingin berkata, “Boleh juga alasannya.”
Tak mau kalah, Cak Hasyim memutuskan untuk membeli lampu yang diinginkan tadi dan tentunya sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk membalas jawaban si penjual. “Ya sudah, saya beli yang ini,” kata Cak Hasyim sambil menyerahkan sejumlah uang berjumlah Rp 650 ribu.
Si penjual tampak kebingungan setelah menerima uang tersebut. Pasalnya, harga untuk sebuah lampu kuno adalah Rp 1.650.000. Tapi Cak Hasyim hanya membayar Rp 650 ribu saja.
“Lho, sisanya mana?” tanya si penjual penasaran.
Spontan Cak Hasyim menjawab, “Sisa uangnya nanti kalau sudah kuno.”
Ngeses Kang.....
ini cerita nyata....
Ditengah rapat pesantren.. dalam suasana yang serius namun santai.seorang ustad senior kebetulan duduk bersebelahan dengan ustad muda dari madura
sang ustad senior tersenyum seraya menawarkan bungkus rokok ditangannya kepada ustad muda itu." panjenengan ngeses mas?",kata ustad senior."billahi mboten!!! ",jawab ustad muda sambil tiba-tiba wajahnya kelihatan geram.sontak para u...stad lain disekelilingnya menoleh dan bertanya ada apa? Kok tiba-tiba marah?.
"saya dituduh kentut,masa rapat kok kentut… emang saya gak punya adab? " .jawab ustad muda dari madura dengan menahan geram. " saya kan tadi cuman nawarin rokok? saya bilang... njenengan ngeses mas? ,apa saya salah? ". ujar ustad senior dengan wajah masih penuh tanda tanya.
"hahahaha... memang beda bahasa.. ngeses itu bahasa jawa kromo,maksudnya kamu merokok? tapi disangka nuduh kentut karna bunyi kentut adalah sessss... dan dikira ngeses adalah bahasa jawa halus dari kentut ,hahahaha", kata ustad2 lain sambil tertawa.rupanya ustad madura kurang menguasai bahasa jawa halus.
"oh,maaf ustad saya emang belum bisa bhs jawa...maaf", spontan ustad madura itu meminta maaf...
Ditengah rapat pesantren.. dalam suasana yang serius namun santai.seorang ustad senior kebetulan duduk bersebelahan dengan ustad muda dari madura
sang ustad senior tersenyum seraya menawarkan bungkus rokok ditangannya kepada ustad muda itu." panjenengan ngeses mas?",kata ustad senior."billahi mboten!!! ",jawab ustad muda sambil tiba-tiba wajahnya kelihatan geram.sontak para u...stad lain disekelilingnya menoleh dan bertanya ada apa? Kok tiba-tiba marah?.
"saya dituduh kentut,masa rapat kok kentut… emang saya gak punya adab? " .jawab ustad muda dari madura dengan menahan geram. " saya kan tadi cuman nawarin rokok? saya bilang... njenengan ngeses mas? ,apa saya salah? ". ujar ustad senior dengan wajah masih penuh tanda tanya.
"hahahaha... memang beda bahasa.. ngeses itu bahasa jawa kromo,maksudnya kamu merokok? tapi disangka nuduh kentut karna bunyi kentut adalah sessss... dan dikira ngeses adalah bahasa jawa halus dari kentut ,hahahaha", kata ustad2 lain sambil tertawa.rupanya ustad madura kurang menguasai bahasa jawa halus.
"oh,maaf ustad saya emang belum bisa bhs jawa...maaf", spontan ustad madura itu meminta maaf...
taktik jual sarung pedagang arab
Cara Membaca Orang Arab
Di pasar tanah abang ada seorang penjual "sarung" dari Jazirah Arab. untuk menarik perhatian pembeli, dia berkata; sarung murah, awet, tahan lama, dijamin sepuluh tahun warna tidak luntur. kalau tidak terbukti boleh dibalikin.
Di pasar tanah abang ada seorang penjual "sarung" dari Jazirah Arab. untuk menarik perhatian pembeli, dia berkata; sarung murah, awet, tahan lama, dijamin sepuluh tahun warna tidak luntur. kalau tidak terbukti boleh dibalikin.
Karena tertarik, seorang pembeli datang untuk menawar, setelah terjadi kesepakatan harga,ahirnya sarung itu pun jadi dibelinya.
Setelah dibawa pula...ng dan dipakai beberapa hari, kemudian sarung itu dicuci, eh...ternyata sarungnya luntur dan warnannya berubah. Si pembeli berkata: Arab brengsek....!, kurang asem, kurang garam, kurang ajar, kurang-kurang...., setelah itu dia bergegas mengembalikan sarung tersebut.
Sambil brontak, dia berkata pada orang arab tersebut, hai arab gimana disarung ini tertulis "Dijamin Tidak Luntur", tapi setelah saya cuci sarung ini, eh.. luntur. pokoknya saya mintak dikembalikan uang saya.
Dengan santai orang arab tersebut menjawab, aku kan orang arab kalau baca tulisan kan dari kanan jadi, "Dijamin Tidak Luntur", aku baca
"Luntur Tidak Dijamin ", gitu...indo..
Sialah...!!! sambil ketawa terbahak-bahak, eh gak jadi marah.
Howang-Howing Jadi Kaya
Suatu hari, seorang Tionghoa bernama Koh
Bun Fat sowan ke Kiai Kholil. Dia bermaksud untuk meminta pertolongan
kepada Kiai Kholil agar bisa terkabul hajatnya.
"Kiai, saya minta didoakan agar cepat kaya. Saya sudah bosan hidup miskin", kata Koh Bun Fat dengan penuh harap.
Melihat permintaan Koh Bun Fat itu, kiai lantas memberi isyarat
menyuruh mendekat. Setelah Koh Bun Fat dihadapan Kiai Kholil, tiba-tiba
Kiai Kholil menarik tangan Koh Bun Fat dan memegangnya erat-erat
seraya berucap :
"Saafu lisanatan. Howang-howang, hoing-hoing, Pak Wang, Howang Noang
tur cetur, salang kacetur, sugih..... sugih..... sugih.....", suara
Kiai Kholil dalam bahasa yang tidak dimengerti.
Setelah mendapat doa dari Kiai Kholil itu, Koh Bun Fat benar-benar berubah kehidupannya, dari orang miskin menjadi kaya.
Lebih enak jadi Mekelar Motor....
------------------------------ ---------
Gus Dur.
di suatu waktu, Gus Dur di tnya oleh wartawan tentang isu menikahnya dessy dg latif.
... wartawan: Gus.. apakah Gus Dur ikut jadi mak somblangnya dessy dengan latief..? yang dimaksud latief adalah Mentri tenaga kerja A. Latief dengan artis Dessy Ratna Sari.
jawabnya Gus Dur: Ah nggak... dari pada jadi makelar begituan lebih enak jadi makelar motr.
mendengar jwban tersbt, si wartawan terus mengejar
Wartawan: apa untungnya lebih besar menjadi makelar motor Gus.....
Gus Dur : bukan begitu... bayangkan. kalau jd makelar kawin itu susah.. kalau makelar motor kan bisa NGELAPI dan NYOBAIN lalu NUMPAKI. coba, mana bisa beegitu kalau jdi makelar kawinan..? jngankan mau NUMPAKI, mencet klakson saja dilarang....
------------------------------ ---------
Gus Dur.
di suatu waktu, Gus Dur di tnya oleh wartawan tentang isu menikahnya dessy dg latif.
... wartawan: Gus.. apakah Gus Dur ikut jadi mak somblangnya dessy dengan latief..? yang dimaksud latief adalah Mentri tenaga kerja A. Latief dengan artis Dessy Ratna Sari.
jawabnya Gus Dur: Ah nggak... dari pada jadi makelar begituan lebih enak jadi makelar motr.
mendengar jwban tersbt, si wartawan terus mengejar
Wartawan: apa untungnya lebih besar menjadi makelar motor Gus.....
Gus Dur : bukan begitu... bayangkan. kalau jd makelar kawin itu susah.. kalau makelar motor kan bisa NGELAPI dan NYOBAIN lalu NUMPAKI. coba, mana bisa beegitu kalau jdi makelar kawinan..? jngankan mau NUMPAKI, mencet klakson saja dilarang....
jawaban itu sontak membuat terpingkal pingkal para wartawan.