Ada kejadian menarik yang saya alami ketika pada suatu hari saya mendapat tugas menjemput adik yang lagi mondok di pesantren darul khoiriyah. Karena hari jum’at sekolahnya libur maka Seperti pada minggu minggu sebelumnya setiap hari kamis sore adik saya selalu minta untuk dijemput pulang. Maklumlah untuk anak seumuran dia yang baru masuk di madrasah tsanawiyah (MTs – setingkat smp) tentu masih sulit untuk lepas dari pelukan sang ibu.
Di ponpes tertua di kawasan kuamang kuning kab.bungo jambi ini terdapat peraturan yang mengizinkan anak asuhnya yang baru masuk untuk pulang pada hari kamis sore dan harus kembali lagi pada Keesokan harinya. Namun izin pulang tsb tidak berlaku bagi mereka yang telah memasuki semester kedua atau lebih kecuali sakit. Tak pelak lagi alasan sakit inilah yang sering di gunakan oleh anak anak asuh KH.ZAINUDIN (gak ada MZ nya) untuk mendapatkan izin pulang (ternyata gak hanya para koruptor yang memakai alasan sakit untuk kepentingan mereka hehe…).
Di ponpes tertua di kawasan kuamang kuning kab.bungo jambi ini terdapat peraturan yang mengizinkan anak asuhnya yang baru masuk untuk pulang pada hari kamis sore dan harus kembali lagi pada Keesokan harinya. Namun izin pulang tsb tidak berlaku bagi mereka yang telah memasuki semester kedua atau lebih kecuali sakit. Tak pelak lagi alasan sakit inilah yang sering di gunakan oleh anak anak asuh KH.ZAINUDIN (gak ada MZ nya) untuk mendapatkan izin pulang (ternyata gak hanya para koruptor yang memakai alasan sakit untuk kepentingan mereka hehe…).
Karena ini adalah pengalaman pertama saya memasuki kota santri ini (hmm… jadi inget lagu kosidah tempo doeloe…) saya pun terkaget kaget ketika melihat adik adik ini bergerombol di dekat pintu masuk menanti jemputan datang. Harapan dan kecemasan tergambar jelas pada wajah mereka bahkan tak jarang rasa iripun tersirat ketika melihat temannya bersorak kegirangan sewaktu keluarganya datang menjemput (maklumlah mereka masih terlalu polos untuk menyembunyikan perasaan… gak seperti kita yang sudah biasa berpura pura hehe….).
Rasa ibapun kembali menyeruak ketika saya melihat seorang santriwati yang sedang menangis dan berusaha di hibur oleh teman temannya karena tidak mendapatkan izin pulang meski telah beralasan sakit. Namun hal ini tak berlangsung lama karena saya juga mendapati seorang santriwati lain yang sedang merayu bapaknya agar membantu meyakinkan BU NYAI (istilah untuk istri pak kyai) bahwa dia sedang sakit agar di izinkan pulang ( waduh…. Susah juga jadi pengasuh ponpes karena harus bisa membedakan mana yang benar benar sakit dan mana yang pura pura hehe….).
“mas pinjam hpnya…” adik saya tiba tiba membuyarkan lamunan. “lho untuk apa….” “ teman saya mau pinjam untuk menghubungi keluarganya supaya cepat datang menjemput.. khan di pondok gak boleh bawa hp” ujar adik saya menjelaskan. “ wah pantesan adik saya bisa mengirim sms kepada ibu di rumah ketika dia sedang meminta kiriman uang ataupun makanan…” kata saya dalam hati membenarkan. Adik sayapun menyerahkan hp saya pada temannya yang membutuhkan. Namun alangkah terkejutnya saya ketika hp tersebut berubah menjadi semacam piala bergilir. Berpindah dari tangan santri yang satu ke tangan santri yang lain. Mereka bergantian memanfaatkan kesempatan ini secara tertib dan bergiliran ( wah untung pulsa saya cukup banyak sehingga gak malu maluin hehe… saya khan termasuk salah satu pedagang pulsa yang cukup sukses di seputaran wilayah saya hahaha….. SOMBONG…!!).
“mas pinjam hpnya…” adik saya tiba tiba membuyarkan lamunan. “lho untuk apa….” “ teman saya mau pinjam untuk menghubungi keluarganya supaya cepat datang menjemput.. khan di pondok gak boleh bawa hp” ujar adik saya menjelaskan. “ wah pantesan adik saya bisa mengirim sms kepada ibu di rumah ketika dia sedang meminta kiriman uang ataupun makanan…” kata saya dalam hati membenarkan. Adik sayapun menyerahkan hp saya pada temannya yang membutuhkan. Namun alangkah terkejutnya saya ketika hp tersebut berubah menjadi semacam piala bergilir. Berpindah dari tangan santri yang satu ke tangan santri yang lain. Mereka bergantian memanfaatkan kesempatan ini secara tertib dan bergiliran ( wah untung pulsa saya cukup banyak sehingga gak malu maluin hehe… saya khan termasuk salah satu pedagang pulsa yang cukup sukses di seputaran wilayah saya hahaha….. SOMBONG…!!).
Ternyata hal ini sudah menjadi semacam suatu peraturan tak tertulis diantara sesame santri yang berbunyi “barang siapa yang keluarganya datang ke ponpes dan membawa hp, harus meminjamkan hp tsb kepada santri lain yang membutuhkan hehe….” Jadi saran saya bagi anda yang punya anak atau keluarga yang lagi mondok jangan lupa isi pulsa sebanyak banyaknya sebelum anda menyambangi anak tsb. siapa tau anda mengalami kejadian yang sama seperti yang saya alami ( khan gak lucu kalau sewaktu hp anda di pinjam mereka tau tau ternyata pulsa anda habis hehe….). tapi tenang… mereka cukup tau diri koq untuk tidak mempergunakan hp anda untuk menelpon keluarganya dan cukup berterima kasih dengan fasilitas satu sms gratis saja hehe…. Salam…..
Ada kejadian menarik
yang saya alami ketika pada suatu hari saya mendapat tugas menjemput
adik yang lagi mondok di pesantren darul khoiriyah. Karena hari jum’at
sekolahnya libur maka Seperti pada minggu minggu sebelumnya setiap hari
kamis sore adik saya selalu minta untuk dijemput pulang. Maklumlah untuk
anak seumuran dia yang baru masuk di madrasah tsanawiyah (MTs –
setingkat smp) tentu masih sulit untuk lepas dari pelukan sang ibu.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dewa_stroom/kejadian-unik-di-pondok-pesantren-kisah-nyata_55007d47a33311c56f5113c3
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dewa_stroom/kejadian-unik-di-pondok-pesantren-kisah-nyata_55007d47a33311c56f5113c3
Ada kejadian menarik
yang saya alami ketika pada suatu hari saya mendapat tugas menjemput
adik yang lagi mondok di pesantren darul khoiriyah. Karena hari jum’at
sekolahnya libur maka Seperti pada minggu minggu sebelumnya setiap hari
kamis sore adik saya selalu minta untuk dijemput pulang. Maklumlah untuk
anak seumuran dia yang baru masuk di madrasah tsanawiyah (MTs –
setingkat smp) tentu masih sulit untuk lepas dari pelukan sang ibu.
wajah wajah polos menanti jemputan datang
Di ponpes tertua di kawasan kuamang kuning kab.bungo jambi ini terdapat
peraturan yang mengizinkan anak asuhnya yang baru masuk untuk pulang
pada hari kamis sore dan harus kembali lagi pada Keesokan harinya. Namun
izin pulang tsb tidak berlaku bagi mereka yang telah memasuki semester
kedua atau lebih kecuali sakit. Tak pelak lagi alasan sakit inilah yang
sering di gunakan oleh anak anak asuh KH.ZAINUDIN (gak ada MZ nya) untuk
mendapatkan izin pulang (ternyata gak hanya para koruptor yang memakai
alasan sakit untuk kepentingan mereka hehe…). Karena ini adalah
pengalaman pertama saya memasuki kota santri ini (hmm… jadi inget lagu
kosidah tempo doeloe…) saya pun terkaget kaget ketika melihat adik adik
ini bergerombol di dekat pintu masuk menanti jemputan datang. Harapan
dan kecemasan tergambar jelas pada wajah mereka bahkan tak jarang rasa
iripun tersirat ketika melihat temannya bersorak kegirangan sewaktu
keluarganya datang menjemput (maklumlah mereka masih terlalu polos untuk
menyembunyikan perasaan… gak seperti kita yang sudah biasa berpura pura
hehe….). Rasa ibapun kembali menyeruak ketika saya melihat seorang
santriwati yang sedang menangis dan berusaha di hibur oleh teman
temannya karena tidak mendapatkan izin pulang meski telah beralasan
sakit. Namun hal ini tak berlangsung lama karena saya juga mendapati
seorang santriwati lain yang sedang merayu bapaknya agar membantu
meyakinkan BU NYAI (istilah untuk istri pak kyai) bahwa dia sedang sakit
agar di izinkan pulang ( waduh…. Susah juga jadi pengasuh ponpes karena
harus bisa membedakan mana yang benar benar sakit dan mana yang pura
pura hehe….).
12968482011211324766
12968482011211324766
seorang santriwati berusaha menenangkan kawannya yang menangis karena
tak di izinkan pulang
“mas pinjam hpnya…” adik saya tiba tiba membuyarkan lamunan. “lho untuk
apa….” “ teman saya mau pinjam untuk menghubungi keluarganya supaya
cepat datang menjemput.. khan di pondok gak boleh bawa hp” ujar adik
saya menjelaskan. “ wah pantesan adik saya bisa mengirim sms kepada ibu
di rumah ketika dia sedang meminta kiriman uang ataupun makanan…” kata
saya dalam hati membenarkan. Adik sayapun menyerahkan hp saya pada
temannya yang membutuhkan. Namun alangkah terkejutnya saya ketika hp
tersebut berubah menjadi semacam piala bergilir. Berpindah dari tangan
santri yang satu ke tangan santri yang lain. Mereka bergantian
memanfaatkan kesempatan ini secara tertib dan bergiliran ( wah untung
pulsa saya cukup banyak sehingga gak malu maluin hehe… saya khan
termasuk salah satu pedagang pulsa yang cukup sukses di seputaran
wilayah saya hahaha….. SOMBONG…!!). Ternyata hal ini sudah menjadi
semacam suatu peraturan tak tertulis diantara sesame santri yang
berbunyi “barang siapa yang keluarganya datang ke ponpes dan membawa hp,
harus meminjamkan hp tsb kepada santri lain yang membutuhkan hehe….”
Jadi saran saya bagi anda yang punya anak atau keluarga yang lagi mondok
jangan lupa isi pulsa sebanyak banyaknya sebelum anda menyambangi anak
tsb. siapa tau anda mengalami kejadian yang sama seperti yang saya alami
( khan gak lucu kalau sewaktu hp anda di pinjam mereka tau tau ternyata
pulsa anda habis hehe….). tapi tenang… mereka cukup tau diri koq untuk
tidak mempergunakan hp anda untuk menelpon keluarganya dan cukup
berterima kasih dengan fasilitas satu sms gratis saja hehe…. Salam…..
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dewa_stroom/kejadian-unik-di-pondok-pesantren-kisah-nyata_55007d47a33311c56f5113c3
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dewa_stroom/kejadian-unik-di-pondok-pesantren-kisah-nyata_55007d47a33311c56f5113c3
Ada kejadian menarik
yang saya alami ketika pada suatu hari saya mendapat tugas menjemput
adik yang lagi mondok di pesantren darul khoiriyah. Karena hari jum’at
sekolahnya libur maka Seperti pada minggu minggu sebelumnya setiap hari
kamis sore adik saya selalu minta untuk dijemput pulang. Maklumlah untuk
anak seumuran dia yang baru masuk di madrasah tsanawiyah (MTs –
setingkat smp) tentu masih sulit untuk lepas dari pelukan sang ibu.
wajah wajah polos menanti jemputan datang
Di ponpes tertua di kawasan kuamang kuning kab.bungo jambi ini terdapat
peraturan yang mengizinkan anak asuhnya yang baru masuk untuk pulang
pada hari kamis sore dan harus kembali lagi pada Keesokan harinya. Namun
izin pulang tsb tidak berlaku bagi mereka yang telah memasuki semester
kedua atau lebih kecuali sakit. Tak pelak lagi alasan sakit inilah yang
sering di gunakan oleh anak anak asuh KH.ZAINUDIN (gak ada MZ nya) untuk
mendapatkan izin pulang (ternyata gak hanya para koruptor yang memakai
alasan sakit untuk kepentingan mereka hehe…). Karena ini adalah
pengalaman pertama saya memasuki kota santri ini (hmm… jadi inget lagu
kosidah tempo doeloe…) saya pun terkaget kaget ketika melihat adik adik
ini bergerombol di dekat pintu masuk menanti jemputan datang. Harapan
dan kecemasan tergambar jelas pada wajah mereka bahkan tak jarang rasa
iripun tersirat ketika melihat temannya bersorak kegirangan sewaktu
keluarganya datang menjemput (maklumlah mereka masih terlalu polos untuk
menyembunyikan perasaan… gak seperti kita yang sudah biasa berpura pura
hehe….). Rasa ibapun kembali menyeruak ketika saya melihat seorang
santriwati yang sedang menangis dan berusaha di hibur oleh teman
temannya karena tidak mendapatkan izin pulang meski telah beralasan
sakit. Namun hal ini tak berlangsung lama karena saya juga mendapati
seorang santriwati lain yang sedang merayu bapaknya agar membantu
meyakinkan BU NYAI (istilah untuk istri pak kyai) bahwa dia sedang sakit
agar di izinkan pulang ( waduh…. Susah juga jadi pengasuh ponpes karena
harus bisa membedakan mana yang benar benar sakit dan mana yang pura
pura hehe….).
12968482011211324766
12968482011211324766
seorang santriwati berusaha menenangkan kawannya yang menangis karena
tak di izinkan pulang
“mas pinjam hpnya…” adik saya tiba tiba membuyarkan lamunan. “lho untuk
apa….” “ teman saya mau pinjam untuk menghubungi keluarganya supaya
cepat datang menjemput.. khan di pondok gak boleh bawa hp” ujar adik
saya menjelaskan. “ wah pantesan adik saya bisa mengirim sms kepada ibu
di rumah ketika dia sedang meminta kiriman uang ataupun makanan…” kata
saya dalam hati membenarkan. Adik sayapun menyerahkan hp saya pada
temannya yang membutuhkan. Namun alangkah terkejutnya saya ketika hp
tersebut berubah menjadi semacam piala bergilir. Berpindah dari tangan
santri yang satu ke tangan santri yang lain. Mereka bergantian
memanfaatkan kesempatan ini secara tertib dan bergiliran ( wah untung
pulsa saya cukup banyak sehingga gak malu maluin hehe… saya khan
termasuk salah satu pedagang pulsa yang cukup sukses di seputaran
wilayah saya hahaha….. SOMBONG…!!). Ternyata hal ini sudah menjadi
semacam suatu peraturan tak tertulis diantara sesame santri yang
berbunyi “barang siapa yang keluarganya datang ke ponpes dan membawa hp,
harus meminjamkan hp tsb kepada santri lain yang membutuhkan hehe….”
Jadi saran saya bagi anda yang punya anak atau keluarga yang lagi mondok
jangan lupa isi pulsa sebanyak banyaknya sebelum anda menyambangi anak
tsb. siapa tau anda mengalami kejadian yang sama seperti yang saya alami
( khan gak lucu kalau sewaktu hp anda di pinjam mereka tau tau ternyata
pulsa anda habis hehe….). tapi tenang… mereka cukup tau diri koq untuk
tidak mempergunakan hp anda untuk menelpon keluarganya dan cukup
berterima kasih dengan fasilitas satu sms gratis saja hehe…. Salam…..
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dewa_stroom/kejadian-unik-di-pondok-pesantren-kisah-nyata_55007d47a33311c56f5113c3
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dewa_stroom/kejadian-unik-di-pondok-pesantren-kisah-nyata_55007d47a33311c56f5113c3