Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh - Selamat Datang Di SMA IBNU HAJAR BOARDING SCHOOL - PUTRA - Jl. Bungur II, Harjamukti Cimanggis Depok No.Hp 0896 7811 5102

http://ibnuhajarpersada.com/

http://ibnuhajarpersada.com/

http://ibnuhajarpersada.com/


http://ibnuhajarpersada.com/

http://ibnuhajarpersada.com/

http://ibnuhajarpersada.com/

http://ibnuhajarpersada.com/




https://ihbs.or.id/

Selasa, 23 September 2008

Minyak Turun 20 Sen!!! Bersyukurkah Kita?

Minyak Turun 20 Sen!!! Bersyukurkah Kita?

http://an-nawawi.blogspot.com

Maka, apabila khabar berkenaan minyak petrol diturunkan sehingga RM0.20 seliter. Maka berteriakanlah sebahagian orang dengan kalimat-kalimat,

1 - “Apa punya kerajaan! Setakat Turun 20 sen baik tak payah. Sekali naik dahla sampai 78 sen. Sekali turun hampeh!”

2 - “Kedekut punya kerajaan! Ingat kami ni nak sangat ke minyak setakat turun 20 sen tu... Kami tak hairan la...”

Mungkinkah kalimat seperti yang tersebut dan seumpamanya adalah merupakan bentuk-bentuk kalimat yang lahir dari diri-diri manusia yang tidak mengenal ertinya syukur akan nikmat Tuhan-Nya?

Apakah kita tidak menyedari bahawa ia datang dan pergi dengan kehendak Allah?

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari pada kamu, tiba-tiba sebahagian dari pada kamu mempersekutukan Tuhannya dengan (yang lain), biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).” (an-Nahl, 16: 53-55)

Dengan yang sedikit mengapa kita tidak mahu bersyukur? Mahukan yang banyak pula?

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (Ibrahim, 14: 7)

“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (an-Nahl, 16: 83)

Maka, berhati-hatilah kita dalam mengendalikan lisan masing-masing, supaya terhindar dari melafazkan kalimat-kalimat yang mengakibatkan kufur kepada nikmat Allah.